MISKONSEPSI TERKAIT KONSEP BILANGAN DAN BANGUN DATAR

Nama                          :Nursaida Siagian

Nim                             :0306202055

Kelas/Semester          :PGMI 2/Semester V

Matakuliah                :Pembelajaran Matematika di MI/SD

Dosen Pengampu      :Rora Rizki Wandini, M.Pd.I 

MISKONSEPSI TERKAIT KONSEP BILANGAN DAN BANGUN DATAR

Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang dimiliki seseorang namun konsep tidak sesuai dengan konsep yang disetujui. Miskonsepsi ini terjadi pad siswa dan mereka tentunya tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami miskonsepsi, karena siswa tersebut mengangggap konsep yang telah dimilikinya adalah benar. Adapun Miskonsepsi pada bilangan ialah:

A.    Miskonsepsi pada materi bilangan

Soal yang diberikan adalah siswa diminta untuk menyebutkan bilangan yang menjadi pembilang dan penyebut, dari 18 siswa terdapat 2 jawaban siswa yang salah dan 1 siswa yang ragu-ragu karena sempat menulis jawaban yang salah. Hal ini disebabkan karena peserta didik sering salah mengira penyebut sebagi pembilang da nbegitu pula sebaliknya.

Selain itu peserta didik juga sering salah konsepsi terhadap bilangan positif dan negatif. Mereka mengira semakin banyak angkanya makan semakin besar nominalnya, namun hal ini tidak berlaku untuk bilangan negatif karena semakin besar angkanya maka semakin kecil nominalnya.

Urutkan dari yang terbesar hingga terkecil. -17, -19, 10, 0, 9, 7, -2

·         -19, -17, 10, 9, 7, -2,0

·         10,9,7,0,-2,-17,-19

Urutkan dari yang terkecil hingga terbesar. -9, 90, 9, 27, 17, -32, -15

·         -9, -15, -32, 9, 17, 27, 90

·         -32, -15, -9, 9, 17, 27, 90

B.     Miskonsepsi pada bangun datar

Miskonsepsi yang terjadi ada tiga yang sering ditemukan yang pertama klasifikasional apa itu miskonsepsi klasifikasional yaitu kesalahpahaman dalam mengklasifikasikan fakta-fakta ke dalam bagan-bagan yang terorganisir contoh ketika ada soal yang berkaitan dengan persegi panjang.  Persegi panjang abcd yang memiliki panjang lebar dan diagonal dan dua diagonal hanya terfokus pada ini dia tidak terpikir untuk menjawab jajargenjang untuk menjawab persegi untuk menjawab belah ketupat tidak terpikir seperti itu hal ini terjadi karena guru memisahkan konsepnya secara umum dan secara khusus kemudian terjadinya miskonsepsi yang terjadi.

Selain itu ada miskonsepsi korelasional akan maksudnya kesalahpahaman Iya mengenai kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan. Contohnya  ketika di dalam soal menyebutkan ciri-ciri dari persegi panjang yaitu memiliki panjang dan lebar kemudian memiliki dua diagonal memiliki sudut yang sama kemudian memiliki panjang yang berhadapan sama lebar juga sama maka murid hanya terfokus dan bisa menggambarkan hanya bentuk ini saja dan siswa tidak terpikir untuk menggambar jajargenjang untuk menggambar layang-layang .

 Dan yang ketiga adalah kesalahpahaman atau miskonsepsi secara teoritikal yaitu kesalahpahaman yang didasarkan pada saat mempelajari fakta-fakta dalam sistem terorganisir. Misalnya siswa diminta untuk mendeskripsikan bentuk dari jajargenjang tetapi apa yang dideskripsikan tidak sesuai dengan pengertian jajargenjang yang sebenarnya. Hal ini merupakan kesalahan secara teori. ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yang pertama yaitu faktor pemikiran-pemikiran secara asosiatif,  lalu bahasa yang digunakan sulit dicerna siswa.

C.    Resume Video

Miskonsepsi adalah kesalahpahaman atau kekeliruan siswa dalam menafsirkan konsep matematika dari yang seharusnya. Miskonsepsi merupakan suatu kekeliruan yang harus diselesaikan secepatnya dan harus di jelaskan kepada siswa sebaik mungkin agar kekeliruan tersebut dapat dituntaskan.

Miskonsepsi yang sering terjadi pada bangun datar baik pada guru maupun pada siswa adalah: Bangunan segi empat sebenarnya tidak hanya terdiri dari segi empat itu saja melainkan juga meliputi trapesium, layang-layang, dan jajar genjang. Layang-layang, jajar genjang, dan trapesium termasuk ke dalam bangunan segi empat karena mereka sama-sama memiliki 4 sisi yang sama. 

Secara umum ada beberapa bangun yang bisa disebut sebagai jajar genjangs secaraumum yakni:

- Apabila memiliki sisi yang sama, adapun turunannya yaitu belah ketupat.

- Apabila memiliki sudut yang sama turunannya adalah persegi panjang .

- Apabila memiliki sisi dan sudut yang sama turunnya adalah persegi.

Kesalahpahaman antara jajar genjang dan belah ketupat, persegi panjang dan persegi sebenarnya ini secara umum merupakan bangun datar segi empat dimana apabila  bangun ini memiliki 4 sisi. Dapat disimpulkan bahwa, persegi panjang, persegi, layang-layang, trapesium, belah ketupat, dan jajar genjang merupakan bangunan yang sama yaitu bangun datar segi empat. Secara khusus ada juga segi empat yang memiliki nama secara sendiri yaitu jajar genjang, trapesium, dan layang-layang.

Miskonsepsi yang sering muncul ada 3 yaitu:

1.      Klasifikasional

Kesalahpahaman klasifikasi Inal adalah kesalahpahaman dalam mengklasifikasikan fakta-fakta yang ada kedalam bagan-bagan yang sudah terorganisir. Contohnya ketika ada soal yang berkaitan dengan persegi panjang maka pemahaman/dan pendapat peserta didik akan menggambarkan persegi panjang dikarenakan menurut mereka yang termasuk kedalam bangun segi empat hanyalah persegi panjang saja. 

2.      Korelasional

Kesalahpahaman korelasional adalah kesalahpahaman mengenai kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan satu sama lainnya. Contohnya ketika ada soal yang menyebutkan ciri-ciri dari persegi panjang maka secara langsung peserta didik akan lebih fokus dan tertuju untuk menjawab persegi panjang, padahal banyak bangun yang termasuk kedalam persegi panjang yaitu layang-layang, jahe genjang, trapesium, persegi, dan belah ketupat. 

3.      Teoritika

Kesalahpahaman teoritika adalah kesalahpahaman yang didasarkan pada saat mempelajari fakta-fakta dalam sistem yang sudah terorganisir atau uang sudah terstruktur. Contohnya ketika mendeskripsikan jajar genjang. Nah dalam hal ini bangunan yang termasuk dalam jajar genjang ini juga ada yaitu belah ketupat jika memiliki sisi yang sama, persegi panjang jika memiliki sudut yang sama , dan persegi jika memiliki sudut dan sisi yang sama.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahpahaman konsep (miskonsepsi) adalah:

1.      Faktor pemikiran

Dimana pemikiran setiap orang itu berbeda-beda, memang kita tidak menyalahkan setiap pemikiran orang itu maka sebaiknya kita harus menanamkan konsep yang sama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman tersebut.

2.      Bahasa yang digunakan

Sebaiknya bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran ada baiknya kita menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa dan juga tidak menimbulkan salah penafsiran.

3.      Pengalaman belajar 

Dimana pengalaman belajar yang kita temukan jika ada kesalahan/kesiapannya ada baiknya jangan kita terapkan dan jika banyak kelebihannya maka itulah yang kita ajarkan kepada peserta didik. 

4.      Komunikasi dua arah

Baik siswa maupun guru harus memiliki komunikasi yang saling berhubungan satu sama lainnya dan tidak ada komunikasi yang menimbulkan salah penafsiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEOMETRI: MEMAHAMI KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS

Sitem Koordinat dan Penerapannya